Selasa, 28 April 2009

Dahsyatnya ombak di Pantai Plengkung

plengkung surga peselancar

Inilah G-Land Wisata Pantai Plengkung Banyuwangi, Untuk Anda penggemar olahraga Surfing yang menginginkan sebuah pengalaman yang menguras adrenalin, bersiaplah untuk berkunjung ke sebuah pantai di bumi Blambangan Banyuwangi Jawa Timur (G-Land, The Seven Giant Waves Wonder) Julukan tersebut diberikan oleh peselancar asing untuk gulungan ombak di Pantai Plengkung yang berlokasi di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Banyuwangi, Jawa Timur. G punya tiga konotasi yang berbeda: Green, karena lokasinya di tepi hutan, Grajagan, nama point terdekat sebelum ada jalan melintas di hutan atau Great karena salah satu Ombak Terbaik Di Dunia, Apapun artinya, itulah julukan buat sebuah nama Tempat lokal bernama Plengkung

g-land surfing paradise banyuwangi

 G-Land

big wafe surfing g-land east java

Pantai Plengkung berlokasi di bagian tenggara Pulau Jawa,berada dalam gugusan pantai selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga Pantai Plengkung termasuk pantai berombak besar,Ombak besar ini dihasilkan oleh sistem bertekanan rendah yang berasal dari selatan,Pantai Plengkung juga terletak di sisi timur Teluk Grajagan, maka dari itu sisi kanan Pantai Plengkung memiliki ombak lebih dominan,Ombak Panjang Plengkung berbentuk memanjang, tinggi, dan berkecepatan tinggi, Ombak Pantai Plengkung juga membentuk tabung ombak hampir sempurna sehingga menjadi favorit para penggila olahraga Selancar (Surfing)

Pantai Plengkung

gland beach surfing paradise

Angin lepas pantai yang berhembus di Plengkung terjadi antara bulan April dan September, Hal ini menyebabkan ombak paling besar terjadi pada bulan-bulan ini, Pada waktu tersebut Ombak datang bertahap,masing-masing berlangsung selama beberapa hari Dengan rentang beberapa hari di antara setiap ombak Gelombang cenderung lebih besar,Dan lebih baik pada saat pasang, jadi waktu yang terbaik untuk merencanakan perjalanan surfing adalah seminggu setelah masa bulan purnama atau bulan baru karena pada waktu-waktu ini gelombang tinggi terjadi selama setengah hari

Surfing

gland surfing beach east java

Peta menuju ke Plengkung / ke Alas Purwo

peta maps akses ke g-land plengkung

Banyuwangi sudah bisa ditempuh dengan 3 jalur, jalur darat, jalur laut dan jalur udara, jadi Jika Anda terbang dari Bali atau Surabaya lanjut penerbangan ke Banyuwangi Untuk menuju lokasi pantai yang jaraknya sekitar 86 kilometer dari Kota Banyuwangi, dari Kota Banyuwangi lewat Muncar / Benculuk menuju Kalipahit sejauh 59 kilometer - dari Kalipahit - Kalipahit menuju ke Pasaranyar sejauh 3 kilometer Selanjutnya, dari Pasaranyar menuju ke Trianggulasi, Lalu ke Pancur

pancur beach banyuwangi


Dari Pancur ke Plengkung sejauh 6km, sementara ini hanya boleh dicapai dgn 3 cara: berjalan kaki selama 2 jam, naik motor trail TNAP beserta jagawananya, atau menggunakan angkutan khusus pick up yang dikelola Taman Nasional Alas Purwo "TNAP". dan Kendaraan pribadi hanya boleh diparkir di pos Pancur, kalo Lokasi pantai Ngagelan, Sadengan,pantai Trianggulasi dapat dicapai dalam hitungan sebentar dari Pancur karena bisa ditempuh dengan mudah menggunakan kendaraan apa saja

Video Rute menuju Plengkung/G-Land :


silahkan lihat sendiri Video dasyatnya pantai G-Land, Banyuwangi 

ombak pantai plengkung banyuwangi


Video Surfing G-Land Banyuwangi :
Selain Plengkung atau yang biasa disebut dengan (Gland)  dan disebut-sebut Pantai dengan ombak terbaik kedua setelah Hawaii, masih ada pantai yang Cantik dan mempesona, Yaitu Pantai Pulau Merah (Red Island) dengan Pasir putih bersih membentang sepanjang 3 kilo meter
Maps Koordinat  Plengkung Beach


Anda juga bisa berkunjung ke Pantai yang eksotis dan tak kalah menarik pemandanganya yaitu Pantai Teluk Hijau  atau (GreenBay) terletak di dalam Taman Nasional Meru Betiri, Sarongan, Pesanggaran Banyuwangi

Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Dahsyatnya ombak di Pantai Plengkung , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih

Minggu, 26 April 2009

Ikan Lemuru Atau Sardinella



Boleh bertanya kepada sepuluh orang teman mu tentang ikan lemuru. Niscaya sebagian besar, atau bahkan mungkin seluruhnya, bakal mengernyitkan dahi. Ikan apaan tuh? Tapi coba tanyakan tentang ikan sarden kalengan, tentu mereka akan menganggukkan kepala, pertanda mengerti. Bahkan sangat mungkin mereka sering atau setidaknya pernah menyantapnya.

Di kalangan penjual ikan segar, lemuru tergolong ikan yang tidak disukai karena gampang busuk. Dulu, ketika industri pengalengan ikan belum berkembang, nasib lemuru tidak berbeda dengan jenis ikan lain yang biasa dijual di pasar tradisional, Di tempat hidupnya di perairan Selat Bali, ikan ini punya banyak sebutan. Jika ukuran badannya masih mungil (sekitar 10 cm), ia dipanggil semenit atau sempenit. Jika beranjak remaja dan panjang badannya sekitar 12 cm, dijuluki protolan. Pada saat dewasa, ketika mencapai 15 cm, disebut lemuru, tanpa embel-embel. Kalau lebih bongsor lagi, dipanggil lemuru kucing atau ikan kucing

sardinella lemuru

Ikan lemuru memang masih sekeluarga sarden-sardenan. Dari segi nutrisi pun ikan lemuru tidak kalah bergizi dibandingkan dengan sarden jepang. Bedanya cuma perkara tempat hidup, Di Indonesia, pasaran ikan kaleng pelagis (ikan permukaan laut) didominasi ikan sarden (sardines) dan makarel (mackerel). Khusus produk ikan sarden kalengan domestik, bahan bakunya bisa dipastikan ikan lemuru (Sardinella lemuru). Ikan ini banyak terdapat di Selat Bali, wilayah perairan antara Banyuwangi (Jawa Timur) dan Bali. Dalam versi Inggris, ikan ini disebut bali sardinella. Sementara, yang terkenal sebagai ikan sarden sebetulnya sarden jepang (Sardinella melanostica).

lemuru berbaju sarden


Kakiku lagi pegel-pegel abis main futsal kemaren sore bersama temen2, waktu bukak blog ini ada pertanyaan dari mbak fanny Sang Cerpenis, di muncar ada pabrik pengalengan ikan sarden ya? ada kok mbak pabrik-pabrik di muncar yang memproduksi ikan kalengan, ada PT Sumber Yala, PT Maya Muncar, PT Pasififik Harvest, PT Blambangan Raya, PT. Avila Prima dll , ada juga  pabrik tepung ikan,pabrik terasi,pabrik ikan pindang, pakan udang, ikan asin dll

petis,ikan asin,terasi

Bapak dan Ibu saya waktu masih muda mereka berdua kerja di pabrik tepung ikan dan sarden, kalau Ibu waktu muda dulu bekerja Pengalengan ikan tepatnya di PT. Blambangan Raya, nah klo bapak bekerja di PT. Sumberyala Samudra, seiring dengan waktu Ortu sudah berhenti dari kerja dan waktu saya masih kecil walaupun pabrik-pabrik tersebut deket dengan rumah, saya belom pernah masuk kesitu, paling-paling cuman melihat saja waktu lewat disaat abis jalan-jalan di pantai, pernah juga ingin bekerja di pabrik Sarden tersebut, pengenya seh saya kerja disitu karna deket rumah..mau ngelamar di bagian IT nya kali yaa


Video: Nelayan Kota Ikan Muncar Banyuwangi


baca juga: Proses Pembuatan Ikan Sarden

Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Ikan Lemuru Atau Sardinella , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih atas kunjungan anda

Rabu, 22 April 2009

Mengenal Gandrung Banyuwangi

tarian gandrung berasal dari banyuwangi

Gandrung Banyuwangi berasal dari kata "Gandrung", yang berarti 'tergila-gila' atau 'cinta habis-habisan' dalam bahasa Jawa. Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Banyuwangi, Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang Wanita Penari Profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan),Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali, Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju"

tarian ini dibawakan sebagai rasa syukur
Foto: http://vidiwidyasari.deviantart.com

Pertunjukan Gandrung Banyuwangi
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi, Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00)

parade 1000 gandrung banyuwangi
foto: travel.kompas.com

Sejarah
Kesenian gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibabadnya hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang, Demikian antara lain yang diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu, Untuk lebih lengkap dan detail mengenal Gandrung ini silahkan anda berkunjung di Wikipedia Gandrung Banyuwangi

 Parade Gandrung Sewu
Parade Gandrung Sewu mengundang decak kagum penonton yang hadir, Tak hanya masyarakat Banyuwangi yang terpesona melihat tarian kolosal khas Bumi Blambangan ini, tapi juga orang-orang dari luar Banyuwangi yang sengaja datang untuk menyaksikan Parade 1000 Gandrung Banyuwangi Festival yang menakjubkan

Video Parade 1000 Gandrung Banyuwangi Festival:


Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Mengenal Gandrung Banyuwangi , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih atas kunjungan anda

Jumat, 17 April 2009

Muncar Pertahankan Peralatan Tradisional



ADA kampung unik di Banyuwangi, perkampungan nelayan di Muncar. Nelayan yang mendiami kawasan pantai ujung timur Jawa ini hidup turun-temurun menjadi pelaut. Uniknya lagi, nelayan di sini hingga kini menolak menggunakan peralatan modern, walaupun mampu membeli yang supercanggih sekalipun, Mereka berharap, Selat Bali satu-satunya sandaran hidup mereka tetap menghasilkan ikan sepanjang zaman. Rasa sayangnya kepada laut, seolah melebihi kecintaannya pada dirinya sendiri. Kelestarian Selat Bali demi masa depan anak-cucu inilah yang menjadi penyebab mereka menolak menggunakan peralatan modern.Mereka hidup di sepanjang pantai yang membentang sejauh lebih dari 50 km arah tenggara kota Banyuwangi. Mereka mendiami beberapa desa di pesisir, seperti Tembokrejo dan Kedungrejo, dua desa yang paling banyak ditempati nelayan. Kedungrejo, hampir 90% masyarakatnya hidup sebagai nelayan.


Ini Kampungku Muncar , awalnya dulu nelayan Muncar mencari ikan menggunakan perahu tradisional yang sangat sederhana. Mereka berangkat malam hari dan pulang keesokan paginya. Perahu ini hanya mampu berlayar di sekitar kawasan Selat Bali, tepatnya di dekat perairan Sembulungan. Dulu, mereka hanya menggunakan dayung sebagai tenaga penggerak perahu. Alat tangkapnya sederhana, terbuat dari pancing dan jaring kecil. Ketika itu, nelayan Muncar tidak pernah kesulitan mendapatkan ikan dalam jumlah besar. Tiap kali melaut, membawa pulang ikan satu perahu penuh,

Teknologi baru yang mulai ditawarkan disambut antusias. Tahun 1963, adalah tonggak beralihnya nelayan tradisional menjadi sedikit modern. Perahu nelayan berubah sedikit besar. Mereka mulai mengenal perahu slerek yang berukuran besar dengan panjang sekitar 7 meter. Namun, mereka masih tetap menggunakan dayung. Hasil tangkap kala itu maksimal 3 kuintal ikan.Tahun 1972 alat tangkapnya bertambah modern. Ukuran perahu slerek makin besar. Dayung mulai ditinggalkan dan diganti tenaga mesin tempel. Alat tangkap jaring berubah menjadi raksasa dengan ukuran 29 x 100 meter. Mesin yang digunakan masih bertenaga bensin. Satu perahu maksimal ditempeli dua mesin. Jarak tempuhnya maksimal 50 km dari bibir pantai dengan daya angkut ikan 5 ton.

Perahu Slerek Muncar



Tahun 1974, mereka memiliki alat tangkap ikan jenis purse seine dengan kemampuan daya tangkap 15 ton. Jaring yang digunakan berukuran dua kali lipat dari sebelumnya. Karena mahalnya peralatan, saat itu perahu dengan peralatan purse seine hanya 11 buah. Pembelian peralatan itu ditangani KUD Mino Blambangan sebagai pemilik modal kapal.Keberadaan kapal modern ini tidak bertahan lama. Satu tahun kemudian muncul konflik di Muncar. Ditengarai ada diskriminasi pemberian modal dari KUD, nelayan akhirnya menggelar aksi protes. Beberapa perahu slerek milik KUD dibakar massa. ‘’Akhirnya kami berinisiatif membeli perahu sendiri dengan cara patungan sesama nelayan,’’ kenang H. Nikmat, salah seorang nelayan senior di Muncar.

Membludaknya hasil tangkapan ikan, membuat perkembangan ekonomi nelayan Muncar meningkat pesat. Slerek baru dengan ukuran besar dan peralatan canggih saling bermunculan. Tenaga motor penggerak berubah menjadi mesin diesel dengan kekuatan lebih besar. Satu perahu bisa menggunakan 4-5 mesin diesel berkekuatan 30 pk. Perahu ini mampu mengangkut ikan hingga 30 ton dengan jumlah ABK 50-60 orang. Selama puluhan tahun, nelayan Muncar terus dimanjakan dengan melimpahnya hasil tangkapan ikan.Tahun 1997 masalah muncul. Seiring menipisnya hasil tangkapan ikan, datanglah sejumlah nelayan andon dari Tuban dan Lamongan. Awalnya, mereka tidak terusik dengan datangnya nelayan andon yang memiliki alat tangkap jauh lebih canggih. ‘’Kala itu jumlah mereka tidak lebih dari 11 kapal,‘’ ungkap Nikmat.

Merasa ikut dimanjakan oleh perairan Selat Bali, jumlah nelayan andon terus bertambah. Hanya dalam hitungan bulan, jumlahnya mencapai 45 kapal, bahkan tahun 2001 mencapai 140 kapal, Membludaknya nelayan andon, menjadi batu sandungan besar bagi nelayan Muncar. Nelayan andon dinilai mencaplok lahan penghidupan nelayan lokal yang lebih dulu hidup di sana. Konflik tak bisa dihindari. Puncaknya, nelayan Muncar menggelar aksi demo di kantor DPRD Banyuwangi tahun 2001. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyetujui tuntutan mereka yang meminta dipulangkannya nelayan andon dari perairan Muncar.

Pantai Muncar



Nelayan andon dituding mengeruk habis ikan-ikan di perairan Selat Bali. Mereka menggunakan jaring sejenis pukat harimau yang mampu mengeruk semua ikan berbagai ukuran. “Sejak kedatangan nelayan andon, hasil tangkapan kami rata-rata turun hingga 75%. Jika mereka terus dibiarkan di Muncar, mau makan apa anak cucu kami,” keluh H. Nikmat.Nelayan lokal dan nelayan andon memiliki cara tangkap berbeda. Nelayan lokal dengan peralatan tradisional memilih menangkap ikan dengan tanpa lampu. Nelayan andon justru menggunakan lampu terang-benderang. Lampu yang terang konon justru membunuh mata pencaharian nelayan lainnya.

Ikan itu sukanya di tempat gelap. Kalau ada lampu dia akan berdiam di sana. Jadi hanya nelayan andon yang bisa menangkap ikan. Nelayan lokal hanya gigit jari,” ujarnya., Kenapa nelayan lokal tidak membeli alat tangkap seperti andon? Pertanyaan ini dijawab senyuman oleh H. Nikmat yang mengaku telah puluhan tahun menjadi nelayan. Ia mengatakan, sebenarnya nelayan Muncar mampu membeli peralatan yang lebih canggih dari nelayan andon.

Sebelum kedatangan nelayan andon, investor Korea Selatan dan Jepang pernah menawari kerja sama pemberian alat tangkap yang paling canggih. “Kami menolaknya. Alasannya, nelayan di sini bukan orang-orang rakus yang hanya mementingkan kehidupan sekarang. Jika kami menggunakan peralatan supercanggih yang terus mengeruk hasil laut, terus anak cucu kami nantinya menikmati apa,” ucapnya berapi-api.Pandangan inilah yang mendorong nelayan Muncar tetap bertahan dengan peralatan tradisional dalam mencari ikan. Mereka lebih mengedepankan naluri dan kebersamaan ketika turun ke laut. Mereka selalu berpikir bagaimana memberikan warisan yang baik berupa kekayaan laut kepada generasi penerusnya.



Hasil Tangkapan kian Menurun

DATA Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi menyebutkan jumlah nelayan di Muncar 10.707 orang dari keseluruhan jumlah nelayan di Banyuwangi, 18.839 orang. Yang digunakan 2.444 perahu berbagai jenis dan ukuran ada perahu besar yang dikenal dengan sebutan slerek, paying, gillnet, pancing, bagan, sero, sotok. Perahu slerek paling mendapat perhatian nelayan Muncar. Pasalnya, perahu ini memiliki alat tangkap jenis purse seine yang mampu menangkap ikan dalam jumlah besar.

Tiap tahun hasil tangkapan ikan di perairan Selat Bali kian menurun. Penelitian yang dilakukan pemerintah setempat bersama instansi terkait mencatat, hasil tangkapan ikan cenderung menunjukkan grafik menurun. Tahun 1982, tercatat 66.000 ton, tahun 2004 hanya 4.000 ton per tahun. Penurunan yang sangat tajam ini dikategorikan pada angka E = 0,91. Angka ini menunjukkan kondisi yang sudah memprihatinkan. Dalam perhitungan ilmiah, angka ini pertunjuk kondisi yang berbahaya. Jika mencapai angka 1 berarti telah terjadi pemusnahan menyeluruh terhadap ikan-ikan di Selat Bali. ‘’Penyebabnya, adanya eksploitasi yang over pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,‘’ kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi, Ir. Puji Raharjo.

Salah satu penyebab turunnya hasil tangkapan ikan adalah masuknya nelayan pendatang yang dikenal dengan nelayan andon. Nelayan andon yang menggunakan alat tangkap mirip pukat harimau disinyalir telah melakukan eksploitasi berlebihan di perairan Selat Bali. Bukan hanya ikan besar yang ditangkap, tapi semua jenis ikan kecil mudah terjaring. Nelayan andon, lanjut Puji Raharjo, sebenarnya tidak dibolehkan beroperasi di Selat Bali. Kenyataannya mereka tetap berkeliaran di sini. Jika hal ini dibiarkan ikan di Selat Bali akan habis karena proses perkembangbiakannya terputus.
Menurunnya hasil tangkapan juga dipengaruhi rusaknya terumbu karang yang menjadi tempat tinggal segala ikan. Kerusakan ini lebih banyak disebabkan penggunaan alat-alat beracun seperti bom dan zat kimia lainnya.

Pemkab Banyuwangi telah mengambil beberapa langkah kebijakan, di antaranya mengadakan perbaikan terumbu karang di Selat Bali yang membentang sepanjang 175 km. Untuk mengembalikan fungsi lahan di kawasan pesisir, pemerintah kembali menggalakkan penanaman pohon bakau. “Kami juga melarang nelayan andon ikut menangkap ikan di Selat Bali,” tambah Puji Raharjo. - udi

Belantik ikan Muncar



Hikmah Ikan Asin buat Halimah

KEMURAHAN perairan Selat Bali sepertinya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Melimpahnya hasil ikan telah membuat ribuan nelayan Muncar berubah menjadi kaum penggerak di sektor ekonomi. Berkat kemurahannya pula, banyak nelayan Muncar bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.Tiap tahun, dari ratusan calon jemaah haji Banyuwangi, hampir 60% berasal dari kalangan nelayan Muncar. Pasalnya, saat-saat laut Selat Bali memberikan berkahnya, dalam sekejap nelayan Muncar mampu berubah menjadi jutawan.

Hikimah itu juga dirasakan Halimah, pengusaha ikan asin di Muncar. Halimah yang lahir 57 tahun lalu ini menuaikan ibadah haji bersama suaminya, Supri, dua tahun lalu. Sebenarnya, tempat usaha ikan asin yang digeluti sejak 25 tahun lalu itu terlihat sederhana. Bersama anggota keluarganya, ibu yang memiliki empat putra ini menghabiskan hari-harinya untuk mengembangkan usaha ikan asin.

Warga Desa Kedungrejo ini bercerita, sebelum sukses menggeluti usaha ikan asin, dia pernah menjadi buruh penguras perahu. Pekerjaan seperti itu dilakoninya sejak remaja. Pekerjaan itu baru berhenti ketika bertemu Supri dan memutuskan untuk menikah. Pasangan muda ini tetap memilih nelayan sebagai penyambung hidupnya. Mereka membuat banjang yang dibangun di tengah laut. Selama lima tahun, usaha banjang mereka makin membuahkan hasil.Sayang, usaha itu harus gulung tikar. Halimah memutuskan kembali ke daratan dan menjadi pedagang ikan. Dari usaha berdagang ikan ini, Halimah mampu menyisihkan hasil, hingga akhirnya memutuskan untuk membuka usaha ikan asin di pinggir pantai bersama keluarganya.

Meski terkesan sederhana, usaha ikan asin yang digeluti Halimah sudah terkenal hingga ke beberapa daerah lain. Pedagang besar ikan asin dari Jakarta, Bandung dan Surabaya, sering memesan ikan asin kepadanya.Jika musim panen ikan tiba, tiap hari Halimah mampu mengantongi hasil Rp 1.000.000 - 2.000.000. “Pada musin ikan, satu hari bisa menjual 10 ton ikan asin,” tuturnya.Saat musim hujan tiba, usaha ikan asinnya nyaris tidak bisa berkutik. Suatu kali, puluhan ton ikan yang siap dijemur terpaksa dialihkan ke pengusaha tepung karena terus membusuk. “Saya sempat menjual semua perhiasan untuk menutupi kerugian,” kenangnya.Di Muncar banyak sosok yang memiliki kisah seperti Halimah. Dari ketekunannya menerima berkah dewi laut, mereka bisa sukses dan mendapatkan apa yang diimpikan. - udi cybertokoh.com


Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Muncar Pertahankan Peralatan Tradisional , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih

Kamis, 09 April 2009

Melihat Taman Nasional Alas Purwo

foto pintu gerbang alas purwo
Pernah ke Alas Purwo? Atau cuman dengar dari mulut ke mulut? ayo ke Banyuwangi "Jangan tinggalkan apapun kecuali telapak kaki dan jangan mengambil apapun kecuali foto, alam itu pasrah kepadamu" sebuah tulisan yang sengaja dipasang pengelola TNAP di salah satu pintu masuk taman nasional. Hutan yang masih tergolong perawan dengan sejuta keindahanya ini memang sangat dijaga kelestariannya, agar tidak dirusak tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab

Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo) adalah taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis terletak di ujung timur Pulau Jawa wilayah pantai selatan antara 8°26’45”–8°47’00” LS dan 114°20’16”–114°36’00” BT
Keadaan fisik

 TN Alas Purwo dengan luas 43.420 ha terdiri dari beberapa zonasi, yaitu:

    Zona Inti (Sanctuary zone) seluas 17.200 Ha
    Zona Rimba (Wilderness zone) seluas 24.767 Ha
    Zona Pemanfaatan (Intensive use zone) seluas 250 Ha
    Zona Penyangga (Buffer zone) seluas 1.203 Ha.

Rata – rata curah hujan 1000 – 1500 mm per tahun dengan temperature 22°-31° C, dan kelembaban udara 40-85 %. Wilayah TN Alas Purwo sebelah Barat menerima curah hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan wilayah sebelah Timur. Dalam keadaan biasa, musim di TN Alas Purwo pada bulan April sampai Oktober adalah musim kemarau dan bulan Oktober sampai April adalah musim hujan, Secara umum kawasan TN Alas Purwo mempunyai topografi datar, bergelombang ringan sampai barat dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis (322 mdpl).

Keadaan tanah hamper keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir dan sebagian kecil berupa tanah lempung. Sungai di kawasan TN Alas Purwo umumnya dangkal dan pendek. Sungai yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat di bagian Barat TN yaitu Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.

hutan angker, hutan tua alas purwo

Keadaan biologi

Secara umum tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo merupakan hutan hujan dataran rendah. Hutan bambu merupakan formasi yang dominan, ± 40 % dari total luas hutan yang ada. Sampai saat ini telah tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana, dan pohon.

Berdasarkan tipe ekosistemnya, hutan di TN Alas Purwo dapat di kelompokkan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground).

Keanekaragaman jenis fauna di kawasan TN Alas Purwo secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 kelas yaitu Mamalia, Aves, Pisces dan Reptilia. Mamalia yang tercatat sebanyak 31 jenis, diantaranya yaitu : Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus), Lutung (Trachypithecus auratus), Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), dan Biawak (Varanus salvator).

Burung yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 236 jenis terdiri dari burung darat dan burung air, beberapa jenis diantaranya merupakan burung migran yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 39 jenis. Jenis burung yang mudah dilihat antara lain : Ayam Hutan (Gallus gallus), Kangkareng (Antracoceros coronatus), Rangkok (Buceros undulatus), Merak (Pavo muticus) dan Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris). Sedangkan untuk reptil telah teridentifikasi sebanyak 20 jenis.

padang penggembalaan sadengan alas purwo

Sosial ekonomi dan budaya
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sekitar kawasan adalah bertani, buruh tani, dan nelayan. Masyarakat nelayan kebanyakan tinggal di Wilayah Muncar, yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa, dan di wilayah Grajagan. Mayoritas penduduk di sekitar kawasan memeluk agama Islam, namun banyak pula yang beragama Hindu terutama di Desa Kedungasri dan Desa Kalipait. Secara umum masyarakat sekitar TN Alas Purwo digolongkan sebagai masyarakat Jawa Tradisional.

penunjuk jalan ke arah goa alas purwo

 Misteri

Bertapa, semedi, sayan (gotong-royong sewaktu mendirikan rumah), bayenan serta selamatan – selamatan lain yang berkaitan dengan pencarian ketenangan bathin masih dilaksanakan. Pada hari – hari tertentu seperti 1 suro, bulan purnama, bulan mati, masyarakat datang ke kawasan TN Alas Purwo untuk bersemedi. Tempat ini pun sangat terkenal dengan keangkerannya. Dahulu banyak orang yang tersesat dan dirampok serta dibunuh oleh perampok yang berdiam di Alas purwo. Disana juga banyak terdapat tempat Mahluk Halus berada .Sehingga Sampai kini tempat ini masih terkenal keangkeran-nya sebagai tempat terangker di Pulau Jawa

Beberapa lokasi atau obyek yang menarik

foto lokasi obyek wisata di alas purwo

  1.     Sadengan. Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung.
  2.     Trianggulasi. Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah. 
  3. Pantai Ngagelan. Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu.
  4.     Plengkung atau G-land Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan.
  5.     Bedul Segoro Anak. Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia
  6.  Goa. Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Istana, Goa Mayangkara, Goa Padepokan, Goa Basori, dan Goa Jepang. Di gua-gua itulah terdapat tempat kegiatan ritual bertapa dan tempat habitat kelelawar serta ular. Juga masih terdapat satu goa yang merupakan peninggalan Jepang yang pernah dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan-peralatan perang. Goa tersebut dinamakan Goa Jepang. Sedangkan di kawasan Goa Istana terdapat sumber air bernama Sendang Srengenge yang airnya diyakini dapat membuat orang awet muda. Tidak semua gua mempunyai akses yang mudah untuk dikunjungi. Goa Istana dan Goa Padepokan adalah beberapa gua yang sudah mempunyai akses yang cukup baik
Padang Penggembalaan Sadengan 
padang penggembalaan sadengan


    AKSES MENUJU TN ALAS PURWO

    akses ke alas purwo


    Kawasan TN. Alas Purwo dapat ditempuh dari beberapa kota besar seperti dari Banyuwangi dan Jember. Sedangkan khusus ke Plengkung dapat ditempuh lewat darat maupun lewat laut dari Grajagan dan Bali. Terdapat tiga alternatif jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo yaitu ;

    A. Alternatif 1 (Pintu Rowobendo)
    Yaitu jalur Pantai Utara yang melewati Kab. Situbondo hingga memasuki Kota Banyuwangi berlanjut menuju Srono- Muncar -Kalipait  Tegaldlimo terus ke selatan memasuki Hutan Produksi hingga pintu gerbang Rowobendo Taman Nasional Alas Purwo, sebagaimana gambar peta dibawah.

    Untuk para pengunjung yang menggunakan angkutan umum setelah sampai di Terminal Ketapang dilanjut dengan mikrolet menuju Terminal Karangente, lanjut dengan Bus Mini tujuan Kalipait Tegaldlimo . Dari Kalipait untuk menuju Rowobendo TN Alas Purwo dilanjutkan dengan menggunakan Ojeg.

    Peta Maps Rute ke Alas Purwo



    B. Alternatif 2 (Pintu Bedul)
    Yaitu jalur dari arah Kab. Jember melalui Gunung Gumitir sampai pertigaan Benculuk belok kanan menuju arah Purwoharjo. Dari Purwoharjo selanjutnya mengikuti arah petunjuk menuju Wisata Mangrove Bedul Taman Nasional Alas Purwo.

    wisata alam mangrove bedul

    Untuk yang menggunakan angkutan umum dengan menggunakan Bus dari Jember, sampai pertigaan Benculuk berganti dengan angkutan umum yang ada di Benculuk dengan tujuan Purwoharjo selanjutnya menggunakan Ojeg menuju Wisata Mangrove Bedul TN Alas Purwo.

    C. Alternatif 3 (Pintu Plengkung)
    Yaitu langsung dari Bali melalui jalur perairan/ laut menggunakan Speed Boot menuju Pantai Plengkung. Perjalanan dari Bali menggunakan Speed Boot milik Pengusaha pariwisata alam yang ada ada di Plengkung.

    Video Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi :
    Jangan tinggalkan apapun kecuali telapak kaki dan jangan mengambil apapun kecuali foto, alam itu pasrah kepadamu



    Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Melihat Taman Nasional Alas Purwo , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih atas kunjungan anda  

    Minggu, 05 April 2009

    Petik Laut Pestanya Nelayan Muncar

    petik laut muncar banyuwangi jawa timur

    DALAM tiap bulan Muharam atau Syuro dalam penanggalan Jawa, bukan hanya petani, nelayan pun menggelar ritual untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan. Seperti yang dilakukan komunitas nelayan di Muncar, Banyuwangi, Senin (12/1). Mereka melarung sesaji ke tengah samudera dalam kegiatan Petik laut.Bagi nelayan Muncar, petik laut adalah gawe besar yang tidak boleh ditinggalkan. Hari yang dipilih bulan purnama, tepat tanggal 15 di penanggalan Jawa.

    Ritual diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Mereka adalah keturunan warga Madura yang sudah ratusan tahun turun-temurun mendiami Pelabuhan Muncar. Disiapkan perahu kecil dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa digunakan melaut, Perahu diisi puluhan jenis hasil bumi dan makanan yang seluruhnya dimasak keluarga sesepuh adat. Jenis makanan berbagai jajanan, nasi tumpeng dan buah-buahan, ditata rapi di perahu kecil tadi. Sesaji yang sudah jadi disebut gitek.

    Pada hari yang ditentukan, ratusan nelayan berkumpul di rumah sesepuh adat sejak pagi. Mereka menggunakan baju khas Madura sambil membawa senjata clurit. Menjelang siang, sesaji diarak menggunakan dokar menuju pantai. Sepanjang iring-iringan, dua Penari Gandrung ikut mendampingi. Bunyi gamelan Gandrung mengalun indah.Nelayan menari sambil mengacungkan senjata cluritnya. Di depannya, dukun membawa abu kemenyan. Sambil melantunkan doa, dukun menyebarkan beras kuning simbol tolak bala.

    petik laut muncar banyuwangi jawa timur

    Ribuan warga berdiri di sepanjang jalan mengamati perjalanan sesaji. Begitu lewat, warga berhamburan mengikuti di belakang menuju pantai. Arak-arakan berakhir di tempat pelelangan ikan, yang dihadiri jajaran Muspida Banyuwangi.Sesaji tiba disambut enam penari Gandrung. Setelah doa, sesaji diarak menuju perahu. Warga berebut untuk bisa naik perahu pengangkut sesaji. Namun, petugas membatasi penumpang yang ikut ke tengah.Sebelum diberangkatkan, kepala daerah diwajibkan memasang pancing emas di lidah kepala kambing. Ini simbol permohonan nelayan agar diberi hasil ikan melimpah.

    Menjelang tengah hari, iring-iringan perahu bergerak ke laut. Bunyi mesin diesel menderu membelah ombak. Suara gemuruh lewat sound-system menggema di tiap perahu.Dari kejauhan barisan perahu berukuran besar bergerak kencang. Hiasan umbul-umbul berkibar menambah suasana makin sakral. Begitu padatnya perahu yang bergerak, sempat terjadi beberapa kali tabrakan kecil.Iring-iringan berakhir di sebuah lokasi berair tenang, dekat Semenanjung Sembulungan. Kawasan ini sering disebut Plawangan. Seluruh perahu berhenti sejenak. Dipimpin sesepuh nelayan, sesaji pelan-pelan diturunkan dari perahu. Teriakan syukur menggema begitu sesaji jatuh dan tenggelam ditelan ombak.

    ritual petik laut muncar

    Begitu sesaji tenggelam, para nelayan berebut menceburkan diri ke laut. Mereka berebut mendapatkan sesaji. Nelayan juga menyiramkan air yang dilewati sesaji ke seluruh badan perahu. Kami percaya air ini menjadi pembersih malapetaka dan diberkati ketika melaut nanti,” kata Mat Roji, sesepuh nelayan Muncar, Dari Plawangan, iring-iringan perahu bergerak menuju Sembulungan. Di tempat ini, nelayan kembali melarung sesaji ke dua kalinya. Hanya, jumlahnya lebih sedikit. Sebuah sasaji ditempatkan di nampan bambu dilarung pelan-pelan. Konon ini memberikan persembahan bagi penunggu tanjung Sembulungan.

    Selesai larung sesaji, pesta nelayan dilanjutkan di pantai Sembulungan. Di pantai berpasir putih ini, para nelayan berdoa di makam Gandrung yang terletak di lereng tanjung Sembulungan. Makam ini adalah milik Gandrung yang pertama kali mengiringi ritual petik laut di Muncar.Di tempat ini para nelayan juga mempersembahkan sesaji. Ritual diakhiri selamatan bersama. Kemudian dilanjutkan menikmati tarian Gandrung dengan gending-gending klasik suku Using, hingga sore hari,Tradisi langka ini masuk dalam salah satu agenda pariwisata Banyuwangi. Sayang, ritual tersebut belum begitu dikenal turis mancanegara. Hanya warga lokal yang selalu memadati kegiatan ini.

    Penari harus Perawan

    RITUAL petik laut wajib menghadirkan dua penari Gandrung yang masih perawan. Konon, ini berkaitan ritual petik laut pertama kali di Tanjung Sembulungan. Kala itu, seorang penari Gandrung mendadak meninggal dan dimakamkan di pinggir pantai. Sejak itu, petik laut wajib menghadirkan penari Gandrung.

    Memilih penari Gandrung yang berani ikut ke tengah laut dan mendampingi sesaji tidak gampang. Saya takut naik perahu, apalagi harus singgah ke makam Gandrung di Sembulungan, ujar Wati penari Gandrung asal Rogojampi. Namun, rasa takut Wati hilang setelah penari Gandrung lainnya meyakinkan tidak akan terjadi apa-apa, Akhirnya Wati menyanggupi ikut petik laut. Sebelum berangkat, penari Gandrung singgah di rumah sesepuh adat diberi doa khusus.

    Dalam petik laut Januari itu pertama dan terakhir bagi Wati mengikuti ritual ini. Gandrung yang ikut mengarak sesaji hanya boleh sekali diundang. Tahun berikutnya akan diganti Gandrung lain, Di sepanjang perjalanan, di atas perahu penari terus melenggang diiringi gamelan. Mereka melantunkan gending-gending Using. Isinya ungkapan suka-cita perayaan petik laut. Puluhan nelayan yang mengiringi gandrung ikut menari di atas perahu, Kepiawaian Wati menari berawal sejak duduk di bangku SMA. Kemudian dia belajar di sanggar seni. Tiga bulan ditempa, Wati tumbuh menjadi penari andal. Dia sering manggung yang tak jarang dijalaninya semalam suntuk.

    Sakera Mirip Pecalang

    SEJATINYA, petik laut adalah tradisi suku Jawa yang menyakralkan bulan Muharam atau Syuro. Di Muncar, ritual ini berkembang setelah kehadiran warga Madura yang terkenal sebagai pelaut. Tak mengherankan, jika petik laut selalu dipenuhi ornamen suku Madura. Salah satunya, seragam pakaian Sakera, baju hitam dan membawa clurit, simbol kebesaran warga Madura yang pemberani, Seragam Sakera tersebut disiapkan khusus untuk upacara dan hanya dipakai sekali. Ini bukan pemborosan, tetapi kami menghargai kesakralan upacara,kata Khoirulah, salah seorang nelayan, Petugas Sakera dipilih yang berbadan besar. Biasanya mereka berpenampilan sangar dan angker. Dengan kumis tebal dan gelang besar, Sakera juga diharuskan berpenampilan lucu.

    Sakera juga menjadi pengaman jalanya ritual. Mereka selalu berjalan di depan mengawal sesaji dari lokasi upacara ke tengah laut. Mereka mengatur warga yang ingin berebut naik perahu. Sakera mirip Pecalang di Bali. Sesepuh adat juga mengenakan baju Sakera, serba hitam. Bagian dalam kaus loreng merah putih. Udengnya batik merah tua, Nelayan Muncar juga mengenakan seragam ini pada tiap upacara adat lainnya. Bahkan sesekali digunakan ketika mereka melaut mencari ikan.




    Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Petik Laut Pestanya Nelayan Muncar , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih

    Sabtu, 04 April 2009

    Lemuru di kota ikan

     
    Mau lihat ikan lemuru? datang aja ke muncar banyuwangi, penghasil ikan lemuru terbesar di pulau jawa, kecamatan muncar paling banyak memiliki pabrik pabrik pengolahan ikan, ikan lemuru tergolong ikan pelagis kecil yang termasuk ke dalam famili clupeidae. Bentuk tubuh lemuru bulat memanjang (fusiform), perut bulat, berwarna kehijauan pada bagian dorsal dan mengkilap ada bagian ventra  inilah body  ikan lemuru cantik yaa nyam nyam


    Ikan lemuru juga banyak dibilang ikan kucing karena banyak kucing yang suka dikasih makan ikan ini, padahal ikan Lemuru ini mantab banget kalau di masak berkuah pedas campur daun singkong, ikan lemuru ber baju sarden atau ikan kalengan, Ikan Lemuru Atau Sardinella

     ikan lemuru di keranjang


    ikan lemuru bersanding dengan ikan tongkol


    ikan lemuru ditaruh pickup mau dijual di pabrik


    ikan lemuru lagi ditaruh dalam gelas ehm..cup cup



    Anak Love Networking

    The Power of Nekat, Saya sangat beruntung dengan segala keterbatasan yang saya miliki bisa mengenal dunia it lebih dulu daripada teman-teman...